Seantero.id – Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, bukan sekadar destinasi pendakian dengan ketinggian 3.726 meter. Bagi masyarakat Sasak, Rinjani adalah ruang sakral yang penuh kisah, mitos, dan nilai budaya.
Nama “Rinjani” sering dihubungkan dengan legenda Dewi Anjani, sosok gaib yang diyakini bersemayam di puncaknya. Dewi Anjani dipandang sebagai penjaga spiritual yang berkuasa atas kabut, hujan, dan kesuburan tanah.
Cerita ini diwariskan turun-temurun, menegaskan pentingnya penghormatan pada alam.
Sebelum mendaki, masyarakat setempat kerap melakukan ritual adat Ngayu Ayu, sebuah upacara permohonan izin dan keselamatan. Tradisi ini menandakan pendakian bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang sarat tata krama.
Danau Segara Anak di kaldera Rinjani menambah nuansa magis. Banyak pendaki menceritakan mendengar suara-suara asing atau melihat bayangan samar di balik kabut. Meski tak ilmiah, cerita ini menjadi bagian dari identitas Rinjani yang memikat sekaligus membuat orang berhati-hati.
Di balik mitosnya, Rinjani menawarkan keindahan alam luar biasa—dari jalur pendakian menantang hingga pemandangan matahari terbit dan Danau Segara Anak dengan Gunung Barujari yang aktif. Rinjani bukan hanya gunung untuk didaki, tapi warisan budaya yang perlu dijaga bersama.(mia)
sumber:
– Dinas Pariwisata NTB. Panduan Pendakian Gunung Rinjani (edisi resmi).
– UNESCO. Lombok’s Mount Rinjani National Park (dalam daftar Global Geoparks Network).
– Yayasan Alam Lestari NTB. Studi Ritual Ngayu Ayu pada Pendakian Rinjani.
– KLHK RI. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani.
– Forum Pendaki Indonesia, Blog & Diskusi: Cerita mistis pendakian Rinjani (berbagai kesaksian lisan).
– Antropologi Universitas Mataram: Kajian Budaya Sasak dan Relasi dengan Gunung Rinjani.









