Seantero.id – Alur Sungai Mahakam rupanya masih belum aman bagi pelayaran kapal, karena di titik tertentu masih terdapat bahaya yang mengintai ketika kapal melintas.
Seperti halnya peristiwa yang menimpa Kapal Motor (KM) Fuyo 18 ketika melintas di perairan buy 3 – 5 Muara Pegah, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (10/9/2024) sekira pukul 18.30 Wita.
Kapal semen yang bertolak dari Jetty PT Indocement Tunggal Perkasa (ITP) yang berkedudukan di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran itu membawa 17 orang kru kapal.
Rencananya kapal tanpa muatan itu hendak menuju ke perairan Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Nahas belum jauh kapal itu berlayar, lambung kiri kamar mesin kapal robek akibat menabrak bangkai alat berat yang ada di alur Sungai Muara Pegah.
Kapal pun akhirnya tak bisa melanjutkan perjalanan, karena mengalami karam akibat banyaknya air yang masuk ke lambung kapal.
Kejadian itu direspons kapal pandu di sekitar tempat kejadian, yang bergegas mengevakuasi 17 awak kapal jenis vessel tersebut.
Kabid Keselamatan Berlayar, Patroli dan Penjagaan (KBPP) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Samarinda, Capt. Yudi Kusmianto mengatakan, pasca kejadian itu pihaknya telah mengeluarkan notice to marine yang ditujukan kepada semua unsur kapal yang lalu lalang di Muara Pegah sampai keluar Samarinda.
“Dan kami juga membuat surat ke direktur KPLP tentang kecelakaan KM Fuyo 18 sebagai laporan,” kata Yudi, Selasa (17/9/2024).
Yudi menjelaskan, titik alat berat yang jatuh ke sungai dalam insiden kecelakaan air pada 24 Januari 2024 lalu itu sebelumnya telah dipasang buoy (alat penanda) untuk memperingatkan kapal-kapal yang akan melintas.
“Kami belum mengetahui apa yang menyebabkan KM Fuyo 18 menabrak alat berat itu, karena nahkoda maupun petugas pandu baru akan kami panggil untuk dimintai keterangan,” tutupnya.(jos)